Sebelum melaksanakan latihan teknik kerja ukir kayu perlu kiranya kita mengenal ragam hias yang berkembang dan diterapkan pada ukiran kayu di Indonesia antara lain sebagai berikut:
Motif Pejajaran berasal dari ukiran kayu yang terdapat pada makam Sunan Gunung Jati, motif Majapahit berasal dari tiang pendopo Mesjid Demak, motif Bali banyak ditemui dipintu-pintu Pura Bali, motif Mataram diambil dari ornamen wayang purwa kerajaan Demak. Motif Jepara hasil dari ornamen di makam Mantingan Jepara, motif Madura yang terkenal dengan sifatnya yang khas berasal dari keraton Sumenep, motif Pekalongan dikenal memiliki bentuk yang hampir mirip dengan dengan motif Pejajaran dan Mataram. Motif Surakarta bermula dari keraton Surakarta dan motif Yogyakarta juga berasal dari keraton Yogyakarta.

Berikut ini disajikan gambar motif dan uraian dari bagianbagian motif klasik tradisional yang berkembang pada zaman islam di Jawa yang telah yang mencapai puncak kejayaan pada zaman kerajaan-kerajaan besar di Jawa dan sekitarna, antara lain sebagai berikut:
Ragam Hias Pejajaran
Ragam Hias Pejajaran
berbentuk ukel dari daun pakis dan bentuknya serba bulat. Bentuk ukel seperti tanda koma, Angkupnya berbentuk bulat juga. Ujung ukel berbentuk patran miring.
Ragam Hias Pejajaran ini dapat kita lihat di Makam Sunan Gungung Jati, pada suatu bangsal dari kayu berukir. Menurut sejarah, semula adalah bangsal Taruma Negara dari Kerajaan Prabu Siliwangi. Makam tersebut terletak di dekat sungai Citarum di daerah Cirebon. Ragam Pejajaran diketemukan oleh Dinas Purbakala.
Bekas potongan batu yang hanya sedikit, dan pada potongan kayu yang sudah rusak.
Ragam Hias Bali
Ragam Hias Bali hampir sama dengan Ragam Hias Pejajaran. Bedanya terletak pada ujung ukel dihiasi dengan sehelai patran. Jadi ukel besar kecil, bulat cekung, pecahan, ada pula daun yang runcing.
Ragam Hias bali oleh orang Bali dinamakan Patre Punggel. Ragam ini dapat dilihat di pura sebagai hiasan pintu masuk. Juga di kotakota besar yang sudah banyak didapatkan patung-patung Bali Klasik.
Ragam Hias Mataram
Motif Mataram ini jika ditinjau dari gambar ukir, berasal dari pakaian wayang purwa. Bentuknya mirip bentuk cawenan-cawenan pakaian wayang. Dapat disimpulkan, ukiran motif Mataram mengambil motif ukiran wayang purwa Kerajaan Demak. Sebab, menurut sejarah, pada waktu kerajaan Demak mengalami masa surut, wayang dibawa pula ke Kerajaan Mataram. Dalam pelaksanaannya, motif Mataram berbentuk krawingan.
Ragam Hias Jepara
Ragam Hias Jepara dikembangkan oleh penduduk Jepara, untuk perhiasan rumah tangga di daerah itu sendiri. Juga diperdagangkan ke Luar Negeri. Ragam Hias tersebut dari ukiran kayu; misalnya alat- alat rumah tangga, berupa: peti untuk penyimpan barang‑barang perhiasan, kursi tamu, almari, buffet, toilet, dan lain‑lainnya. Untuk keperluan rumah tangga misalnya; gebyok yakni dinding antara serambi rumah dengan ruang peringgitan (ruang muka) yang sering terdapat di sekitar daerah Jepara dan kudus.
Ragam Hias Madura
Motif Madura mempunyai corak tersendiri, bentuk daunnya agak kaku, biasanya untuk perhiasan kamar.
Ragam ini diwujudkan berlapis (bersusun), daun yang ada disebelah muka terpisah dengan daun dibelakang, Tetapi merupakan satu rangkaian. Motif Madura diciptakan oleh para ahli seni di daerah itu sendiri tidak mencontoh motif dari daerah lain. Motif tersebut tidak diperdagangkan seperti ukiran dari daerah Jepara yang merupakan sumber
Penghidupan rakyat setempat. Akan tetapi juga kita dapat
melihat motif ukiran Madura itu digedung Museum Pusat (museum Gajah) Jakarta. Sebagai contoh diberikan perhiasan melengkung di atas sebuah pintu yang pada waktu itu dipersembahkan
Ragam Hias Mataram
Motif Mataram ini jika ditinjau dari gambar ukir, berasal dari pakaian wayang purwa. Bentuknya mirip bentuk cawenan-cawenan pakaian wayang. Dapat disimpulkan, ukiran motif Mataram mengambil motif ukiran wayang purwa Kerajaan Demak. Sebab, menurut sejarah, pada waktu kerajaan Demak mengalami masa surut, wayang dibawa pula ke Kerajaan Mataram. Dalam pelaksanaannya, motif Mataram berbentuk krawingan.
Ragam Hias Jepara
Ragam Hias Jepara dikembangkan oleh penduduk Jepara, untuk perhiasan rumah tangga di daerah itu sendiri. Juga diperdagangkan ke Luar Negeri. Ragam Hias tersebut dari ukiran kayu; misalnya alat- alat rumah tangga, berupa: peti untuk penyimpan barang‑barang perhiasan, kursi tamu, almari, buffet, toilet, dan lain‑lainnya. Untuk keperluan rumah tangga misalnya; gebyok yakni dinding antara serambi rumah dengan ruang peringgitan (ruang muka) yang sering terdapat di sekitar daerah Jepara dan kudus. Peninggalan pertama yang masih dapat kita lihat yaitu hiasan ornamen yang ada di Makam Mantingan Jepara.
Ragam Hias Madura
Motif Madura mempunyai corak tersendiri, bentuk daunnya agak kaku, biasanya untuk perhiasan kamar. Ragam ini diujudkan berlapis (bersusun), daun yang ada di sebelah muka terpisah dengan daun dibelakang, tetapi merupakan satu rangkaian.
Motif Madura diciptakan oleh para ahli seni di daerah itu sendiri tidak mencontoh motif dari
daerah lain. Motif tersebut tidak diperdagangkan seperti ukiran dari daerah Jepara yang merupakan sumber penghidupan rakyat setempat. Akan tetapi juga kita dapat
melihat motif ukiran Madura itu
Ragam Hias Cirebon
Di kota Cirebon dan sekitarnya terdapat seni ukir kayu yang mempunyai gaya tersendiri. Pada dasarnya ragam hias tersebut dapat dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu ragam hias awan, bukit batu karang dan motif tumbuh- tumbuhan. Masing-masing mempunyai cirri khas yang menunjukkan perbedaan antara yang satu dengan lainnya.
Ragam Hias awan dapat diketahui, dengan adanya garis sudut-menyudut yang terpajang dari pilin berupa belah ketupat yang letaknya mendatar. Pada rangkaian belah ketupat tidak terdapat rangkaian tanaman, dan dapat juga diketahui dari cara meletakkannya. Ragam Hias batu karang dapat diketahui dengan adanya batu karang yang menjalar pada pilin- pilin seperti belah ketupat yang berantai, bagian pinggir bergelombang dan sudutnya dibulatkan. Garis sudut menyudut yang terpajang dari belah ketupat berdiri tegak. Adapun Ragam Hias Cirebon yang bentuknya merupakan gubahan bentuk tumbuh-tumbuhan mempunyai bentuk hamper sama dengan ragam hias Pejajaran. Begitu pula bentuk timbul cekungnya menunjukkan perbedaan yang jelas sekali. Gambar orang dan binatang menurut ragam gias Cirebon sering dilukiskan dalam bentuk ragam hias tanaman. Hal ini dilakukan berhubung dengan adanya larangan dalam agama Islam untuk melukiskan manusia dan binatang. Selain ragam Cirebon yang diwujudkan dalam bentuk sulur‑suluran kembang bakung, banyak juga ragam hias lain dalam bentuk Pohon Hayat yang mempunyai arti simbolik, bahwa: Pembagian dunia itu serba dua yang menyatakan dunia atas (burung enggang), dunia bawah (ulur), serta
keesaan Tuhan digambarkan dengan pohon Hayat.
Ragam Hias Pekalongan
Motif Pekalongan termasuk seni ukir yang tidak kalah dengan motif yang lain dan mempunai corak tersendiri, juga mempunyai bunga dan buah seperti bakung. Ukiran ini kurang dikenal, sebab tidak dikembangkan atau tidak diperdagangkan penduduk setempat,hanya dipergunakan untuk perhiasan rumah tangga. Karena Pekalongan terkenal dengan batiknya, maka batik inilah yang dikembangkan oleh penduduk di kota tersebut.
Ragam Hias Surakarta
Ragam hias Surakarta mengambil gubahan patrari dan ukel pakis yang sedang menjalar dengan bebas, berbentuk cembung dan cekung, yang dilengkapi dengan buah dan bunga.Hasil seni merupakan gaya pembawaan danwatak penciptaan pengaruh alam sekitarnya.
Pada umumnya penduduk Surakarta gemar akan gerak irama yang bebas namun tetap memenuhi syarat komposisi. Seolah-olah ada keseragaman hidup masyarakat Surakarta dengan aliran Benagawan Solo. Ragam hias ini masih banyak terdapat di sekitar keraton Solo, di Museum Radya Pustaka, dan di tebeng Langse Makam Pujangga Ronggo Warsito di desa Palar Klaten, diambil juga gubahan daun bakung dan kangkung.
Ragam Hias Yogyakarta
Ragam hias Yogyakarta mengambil gubahan sulur-sulur yang berbentuk pilin tegar.Sulur bunga sebetulnya akar gantung, melilit menyerupai tali yang bergelombang. Pada jarak‑jarak yang tertentu ada buku- buku tumbuh keluar tangkai daun, yang berbentuk seperti pilin Pilin-pilin ini mengikalke kanan dan kekiri berganti-ganti. Padan ujung tiap-tiap tangkai daun, ada buah dan bunganya. Daun‑daun yang menempel padatangkainya, mengikal berlawanan arah.
Dapatkan juga beberapa pengertian dan cara mengukir dalam artikel saya seperti ornamen kayu tempel, contoh ornamen ukir, gambar ukiran tempel, jual ukiran kayu tempel, ornamen kayu minimalis, harga ukiran tempel, harga lis kayu ukiran dan jual ukiran tempel.
Kami memerima jasa ukir yang siap melayani anda dengan kreasi yang unik dan menarik, kami juga menyediakan hiasan dinding dan lampu hias yang dapat anda pilih menjadi hiasan atau dekorasi dalam rumah anda.
Alamat kantor
Karangasem baru, depok, sleman yogyakarta
Kode pos: 55821
TELP/SMS/WA
081225282280
Kata Terkait:
contoh ornamen ukir, ornamen kayu tempel, gambar ukiran tempel, ornamen kayu minimalis, sketsa ukiran kayu sederhana, motif ukiran simple, contoh ornamen bunga, ukiran kayu tempel